Pembalut biasa yang ada di
pasaran mengandung dioksin yang dipakai pada bahan pemutih.
Apakah Dioksin Itu, dan
Apa Akibat yang Ditimbulkan Kalau Organ Intim Saya Terpapar Oleh Bahan Kimia
Ini?
Hasil-hasil riset tentang dioksin
berikut menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas:
- Dioksin merupakan produk sampingan dari proses pemutihan yang digunakan dalam pembuatan produk kertas, termasuk tampon, sanitary pads (pembalut), panty liners, dan popok diapers. (Kongres Tampon Safety and Act, 1999)
- Dioksin, walaupun dalam jumlah sedikit, terakumulasi dalam jaringan lemak (Endometriosis Association, 2004). Intervensinya sampai pada tingkat sel, yang akhirnya mempengaruhi DNA, metabolisme hormon, sistem endokrin, reproduksi, fungsi imunitas dan faktor pertumbuhan (Jurnal Environmental Health Perspective, 1995)
- Wanita yang terpapar dioksin dapat mengalami gangguan endokrin pada berbagai tahap kehidupan yang meningkatkan risiko gangguan dan kondisi yang berkaitan dengan masalah hormon seperti ketidakteraturan siklus menstruasi, infertilitas/mandul, endometriosis, gangguan autoimun dan kanker sistem reproduksi. (National Institute of Health, 2005)
- Dalam penelitian in vitro dan in vivo (dicobakan ke hewan), paparan 2,3,7,8-TCDD (senyawa klorin) positif merusak hingga ke tingkat genetik seperti kerusakan DNA, mutasi gen, pertukaran kromatid saudara dan transformasi sel. (IARC, 1997)
- Paparan dioksin dalam kadar tinggi, selain berisiko menimbulkan kanker dan non kanker juga mengganggu pertumbuhan/perkembangan janin, bayi/anak, karena dioksin dapat ditransfer melalui plasenta dan ASI. (Tampon Safety and Act Congress, 1999)
- Ambang batas dioksin dalam tubuh manusia adalah 1 pikogram/kg berat badan. (EPA, 1987)
- Pada proses produksi, terdapat dioksin yang terbawa dalam bahan rayon dan daur ulang. (Dioksin in American Sanitary products, 1998)
- Butuh minimal 8 tahun dari 50% dioksin dikeluarkan tubuh. (Fact Sheet of Dioksin, 2004)
- Salah satu sumber dioksin adalah bahan pemutih, bleaching, bubur kertas. (Fact Sheet of Dioksin, 2004)
- Para ahli kesehatan merekomendasikan pemakaian pembalut yang tidak diberi pemutih dan serat sintetik, karena pemutih dapat menyebabkan risiko kesehatan, termasuk kanker ovarium, kanker mulut rahim/serviks, kanker payudara. (Tampon Safety, 2003)
Bahan pemutih yang mengandung dioksin meningkatkan risiko kesehatan, termasuk kanker ovarium, keputihan, kanker mulut rahim/serviks, dan kanker payudara.
Fakta-fakta
Tentang
Kanker Mulut Rahim/Serviks
Kanker Mulut Rahim/Serviks
- Kanker
serviks (mulut / leher rahim) adalah penyakit pembunuh wanita no 1 di
dunia dengan jumlah penerita 630 juta (WHO).
- Setiap hari kanker serviks merenggut
nyawa 600 wanita di dunia dan 20 wanita Indonesia (YKI).
- Menyerang 50% wanita usia 35-55 tahun, 50% lagi
di bawah 35 tahun.
- Di Indonesia, setiap hari 41 wanita terdeteksi
kanker serviks (YKI).
- Indonesia adalah negara dengan insiden kanker
serviks tertinggi di dunia (WHO).
- Peluang meninggal bila seorang wanita terdiagnosa kanker ini adalah 66%.
Bagaimana hubungan antara kanker serviks dan pemakaian
pembalut yang mengandung bahan kima dioksin?
Penyebab
utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV (human papillomavirus). Infeksi
HPV sebenarnya hal yang biasa terjadi. Virus ini ditularkan dari satu orang ke
orang lain melalui kontak seksual. Kebanyakan orang dewasa telah terinfeksi HPV
pada suatu saat dalam kehidupan mereka. Tetapi tidak semua wanita yang
terinfeksi oleh virus ini menderita kanker serviks. Ada beberapa kombinasi
faktor-faktor tambahan yang bisa meningkatkan risiko timbulnya penyakit ini,
yaitu antara lain: kebiasaan merokok, melemahnya sistem kekebalan tubuh, adanya
infeksi bakteri/virus lain dalam tubuh, kurangnya kebersihan, dan paparan bahan
kimia.
STOP MENGGUNAKAN PEMBALUT BIASA !!!
SEGERA BERAHLI KE PEMBALUT LOVEMOON ANION HERBAL
SEGERA BERAHLI KE PEMBALUT LOVEMOON ANION HERBAL
Info lebih lanjut hub. email : dn_oey@yahoo.com,
pin BB : 288C9619, follow Twitter :
Melayani pembelian dari seluruh
daerah di Indonesia. Harga belum termasuk ongkos kirim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar